Buat saya pagi itu selalu gas pol. Wajar ya namanya emak - emak tapi ada waktu yang paling tenang sangat saya sukai yaitu saat anak di sekolah dan suami kerja. saat itu lah rasanya tenang. Sejenak bisa istirahat minum segelas teh sambil makan roti. Puter musik sambil beberes rumah. Ngupas bawang persiapan masak makan siang sambil lihat tv pokoknya damai. Walau pun tetap beraktivitas rasanya tenang tidak capek dan tidak di kejar - kejar.
Saat covid menyerang dan sekolah di liburkan, kerja dari rumah di berlakukan, hari - hari tenang raib. Semua bergerak semakin cepat, tugas belajar daring dari rumah dengan seabyek home work menanti. Tugas ibu rumah tangga semakin bertambah.
Pekerjaan rumah tidak beres - beres. Baru saja ruang tamu di bersihkan si bocil sudah mulai ngacak - ngacak. Yang besar juga minta makan terus. Masak terus. Belum lagi terbebani tugas mengajar anak - anak dengan tugas sekolah.
Em~~ hargai para guru. Beneran guru itu hebat lho. Anak saya ajarin sendiri bolak balik bikin naik darah. Emosi ada saja alasan drama berjilid agar dapat skip belajar.
Pengeluaran semakin sadis. Gimana tidak sadis kalau sekali belanja buat seminggu. Pengeluaran tetap penghasilan menurun. Biasanya saya aktif keluar (jualan) nah musim Corona gini saya banyak diam di rumah, mau bertamu menjajahkan dagangan seperti biasanya door to door pun rasanya tidak pantas.
Tapi di banding itu semua ada yang paling menyebalkan yaitu setiap kali harus keluar rumah jantung ku berdetak tidak karuan. Seolah hendak berangkat ke medan perang. Menggunakan masker, bawa anti septik, jaga jarak. Pokonya tidak seasik biasanya. Sebelum covid saya suka sekali jajan di luar ketemuan sama teman - teman beli bakso, siomay, mie ayam, seblak, dll saat covid menyerang emmm... Harus ngempet beli. Sebisa mungkin usaha kan di rumah saja.
Intinya sich selama Coronavirus novel menyerang kehidupan sehari - hari saya berubah pola nya. Dari ritme yang agak kencang jadi ngebut bahkan kayak real coster. Harus lebih awal dan lebih cepat lagi bangun pagi menyiapkan sarapan, mandikan anak, kasih duduk depan TV TVRI melihat acara sekolah, mengerjakan dan foto hasil belajar buat laporan ke guru. Pekerjaan bersih bersih jadi doubel.
Selain pola kegiatan yang berubah, pola interaksi juga berubah. Jika biasanya saya berinteraksi dengan banyak orang, sekarang sangat terbatas. Sebatas keluarga inti dan sesekali ke rumah ibu saya yang kebetulan hanya berbeda RT saja. Saya juga berubah menjadi lebih giat berusaha hidup sehat seperti tidur awal waktu dengan mengurangi begadang. Makan tepat waktu dan bergizi. Berusaha berjemur dan berolahraga.
Sebenarnya gara - gara si codiv - 19 ini banyak hal baru yang saya sadari seperti ternyata saya mampu untuk bekerja lebih cepat. Ternyata tabiat saya sulit beradaptasi dengan kegiatan baru bisa di kondisikan. Walau begitu saya sangat berharap si codiv segera hilang. Saya rindu pagi hari yang damai. Rindu kehidupan sehari - hari saya yang dulu yang selalu ramai dengan teman - teman.
Kalau kamu bagaimana kawan? Ada gak pengaruh codiv - 19 dengan kehidupan sehari hari mu? Share ya.. sampai jumpa besok
Salam sayang
Uli mayang
No comments:
Post a Comment
Thanks for a nice comment
uli mayang.